Semua harta kekayaan yang dimiliki perusahaan dikenal dengan istilah aktiva (asset). Apa sajakah kekayaan tersebut? Dapat berupa benda atau hak yang dapat dikuasai serta didapat dari kegiatan usaha di masa lalu. Bentuknya bisa berupa fisik atau hak yang memiliki nilai ekonomis.
Sedangkan jenis – jenis aktiva yaitu :
- Aktiva lancar (current assets), contohnya : kas, piutang dagang, deposito jangka pendek, surat – surat berharga, piutang pendapatan, beban dibayar di muka, persediaan barang dagangan, perlengkapan kantor, dan sebagainya.
- Aktiva tetap (fixed assets), contohnya : gedung, tanah, mesin – mesin produksi, peralatan kantor, alat – alat angkut, dan sebagainya.
- Aktiva tetap tak berwujud (intangible fixed assets), contohnya : hak paten, hak milik, good will, hak sewa, merek dagang, franchise, dan sebagainya.
- Investasi jangka panjang (long term investment), contohnya : menanamkan modal di perusahaan lain.
Selanjutnya, saya akan membahas lebih dalam tentang aktiva tetap.
Aktiva Tetap
Perlu Anda ketahui bahwa semua aktiva tetap (kecuali tanah) akan mengalami penurunan kegunaan dan menjadi beban bagi perusahaan. Untuk menghitung beban tersebut, dilakukan dengan cara membagi harga perolehan aktiva tetap dengan masa kegunaannya. Umumnya, proses tersebut dikenal dengan istilah penyusutan (depreciation).
Untuk perhitungan dan pelaporan aktiva tetap, ada dua prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Prinsip biaya (cost principle)
Dalam prinsip ini, beban penyusutan dilaporkan berdasarkan nilai historis dari harga perolehan aktiva tetap yang dicatat dalam laporan laba/rugi dan neraca
2. Prinsip penandingan (matching principle)
Prinsip ini menjelaskan bahwa biaya untuk aktiva tetap dialokasikan kepada beban penyusutan sesuai dengan umur manfaatnya.
Dan untuk menghitung penyusutan bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu : metode garis lurus dan metode dipercepat. Dari dua macam metode tersebut, metode garis lurus merupakan metode yang paling sederhana serta banyak digunakan. Rums perhitungan dengan metode garis lurus yaitu : HP – NR / UE.
Keterangan :
HP : Harga perolehan
NR : Nilai residu
UE : Umur ekonomis
Contoh Perhitungan Aktiva Tetap
Contohnya : Perusahaan membeli mesin poduksi seharga Rp 240.000.000 dengan nilai residu sebesar Rp 60.000.000 dan dperkirakan akan memiliki nilai kegunaan selama sepuluh tahun. Jadi, cara untuk menghitung besarnya penyusutan tiap tahun yaitu dengan membagi harga perolehan kendaraan tersebut dengan perkiraan usia kegunaannya.
Sehingga perhitungannya = (Rp 240.000.000- Rp 60.000.000) /10 tahun
= Rp 18.000.000/ tahun
Untuk mengetahui jumlah penyusutan tiap tahunnya, bisa dilihat dalam tabel berikut
Tahun ke | Depresiasi (D) | Akumulasi penyusutan (K) | Total Akumulasi penyusutan | Nilai Buku Aktiva (N) = N-K |
0 | Rp240.000.000 | |||
1 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp222.000.000 |
2 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp36.000.000 | Rp204.000.000 |
3 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp 54.000.000 | Rp186.000.000 |
4 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp 72.000.000 | Rp168.000.000 |
5 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp 90.000.000 | Rp150.000.000 |
6 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp108.000.000 | Rp132.000.000 |
7 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp126.000.000 | Rp114.000.000 |
8 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp144.000.000 | Rp96.000.000 |
9 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp162.000.000 | Rp78.000.000 |
10 | Rp18.000.000 | Rp18.000.000 | Rp180.000.000 | Rp60.000.000 |
Dan untuk mencatatnya dalam buku jurnal di tahun pertama hingga tahun ke sepuluh yaitu :
Beban depresiasi mesin produksi Rp 18.000.000
Akumulasi depresiasi Rp 18.000.000
Sedangkan untuk mencatat penyesuaian di akhir tahun pertama hingga tahun ke sepuluh yaitu :
Akumulasi depresiasi Rp 18.000.000
Mesin produksi Rp 18.000.000
Bagaimana jika di tahun ke lima dibuat jurnal pembaliknya? Maka dibuat sebagai berikut :
Mesin produksi Rp 18.000.000
Akumulasi depresiasi Rp 18.000.000
Kemudian untuk jurnal di akhir tahun ke lima yaitu :
Akumulasi depresiasi Rp 90.000.000
Mesin produksi Rp 90.000.000
Itulah sekilas pembahasan tentang Jurnal penyusutan aktiva tetap dan contohnya. Jika Anda rasa artikel ini bermanfaat, maka jangan lupa membagikannya kepada pembaca yang lain. Salam Let’s #beefree
